Kamis, 14 Oktober 2010

Kekuatan PIKIRAN......

PIKIRAN manusia mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan pikiran bawah sadar memegang peranan yang jauh lebih besar dari pada pikiran sadar.
Pikiran sadar hanya berpengaruh sekitar kurang lebih 12 persen, sementara pengaruh pikiran bawah sadar memegang kendali hidup manusia sekitar 88 persen. Pikiran manusia ibarat pemancar yang menghasilkan getaran gelombang energi yang dipancarkan ke segala arah. Dan getaran energi ini akan direspon oleh kekuatan energi yang jauh lebih besar yaitu energi alam semesta. Energi alam semesta mengembalikan jauh lebih besar setiap gelombang energi yang kita pancarkan baik kepada kita ataupun kepada orang lain yang memiliki gelombang pikiran yang sama.

Mungkin anda pernah mengalami suatu kejadian, saat sedang melamun atau memikirkan seseorang, tiba-tiba orang yang dilamunkan itu menghubungi anda. Atau ketika menghayal ingin memiliki sesuatu dan hayalan itu yang disimpan di pikiran alam bawah sadar bisa terwujud di kemudian hari tanpa kita sadari. Itulah kekuatan pikiran alam bawah sadar dan pikiran sadar manusia.

Di alam semesta, energi hanya terdiri dari dua macam, yakni energi positif dan energi negatif. Demikian pula dengan pikiran manusia hanya ada pikiran positif dan pikiran negatif yang menghasilkan getaran gelombang energi yang akan mempengaruhi kehidupan manusia.

Sadar atau tidak, setiap pikiran yang kita hasilkan akan sangat berpengaruh dengan terbentuknya getaran gelombang energi yang menyelimuti kita, yang sering disebut dengan aura tubuh. Bila kita sering berpikir negatif maka aura tubuh yang menyelimuti kitapun menjadi negatif pula. Dan bila kita selalu berpikir positif, maka aura tubuh yang menyelimuti kita menjadi positif. Kalau tidak percaya, bisa dibuktikan dengan foto aura.

Contoh pikiran yang membuat gelombang energi menjadi negatif adalah perasaan sedih, kecewa, putus asa, khawatir, ragu-ragu, benci dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, tidaklah heran bila orang yang selalu memelihara pikiran negatif itu maka hidupnya diliputi dengan hal-hal yang negatif juga, apakah halangan dalam bekerja atau halangan dalam usaha untuk mendapatkan rejeki atau mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti selalu sial.

Orang yang selalu berpikir positif, riang gembira, optimis dan penuh rasa syukur maka hidupnya pun selalu dipenuhi dengan energi positif. Sebab, setiap apa pun yang dikerjakan atau dilakukan akan berbuah menjadi suka cita. Dalam melaksanakan pekerjaan, seberat apapun pekerjaan itu semua menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.

Untuk itu kita harus memelihara pikiran positif. Menyelaraskan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar menjadi satu kesatuan gelombang energi yang positif. Bila pikiran kita menjadi ragu-ragu cepatlah rubah menjadi pikiran optimis. Bila kita sedih cepatlah merubah kesedihan itu menjadi kegembiraan. Bila ada rasa khawatir maka relakan atau pasrahkanlah semuanya kedalam kehendak Yang Kuasa, yang menguasai alam semesta, yakni Allah sendiri.

Setiap apa yang kita pikirkan atau dihayalkan dan kita beri perhatian lebih, maka cepat atau lambat alam semesta pun akan meresponsnya jauh lebih besar pula. Sudah saatnya berpikir yang baik, berbicara yang baik dan berprilaku yang baik, agar alam semesta memberi kebaikan dalam kehidupan ini.

(Sumber : http://dunia-panas.blogspot.com/)

Minggu, 20 Juni 2010

Kenapa HARUS menjadi Entrepreneur (PENGUSAHA) ?????

Dalam buku Rich Dad Poor Dad, mengatakan bahwa 'hasil survey' yang dilakukan di Harvard ketika orang berusia 65 tahun akan terjadi statistik seperti ini:

1.  35 %   meninggal dunia
2.    5 %   masih bekerja
3.    4 %   pensiun dengan tabungan pas – pasan
4.  55 %   miskin ( tergantung pada anak, gelandangan, dll )
5.    1 %  kaya raya

Ternyata, profesi yang dapat membuat orang menjadi kaya raya adalah berasal dari:
1.  10 %    CEO, Top manager
2.  10 %    dokter ahli, pengacara, artis ( profesional yang sukses )
3.    5 %    sales asuransi, sales rumah
4.    1 %    lain - lain ( lotre, judi, undian )
5.  74 %   bisnis ( pemilik usaha ) 

Dilihat dari perbandingan prosentasenya, ternyata berbisnis adalah peluang terbesar dalam menjadi bagian dari 1 %. Bagaimana dengan diri Anda ???

Salam Entrepreneur SUKSES dan MULIA,
Sis

Selasa, 15 Juni 2010

Setelah Pensiun mau ngapain ?????

Rasanya memang bahagia, setelah kita pensiun dapat uang pensiunan. Apalagi kalau uang pensiunan kita itu gede jumlahnya. Singkatnya, tidak bekerja pun kita dapat duit. Kita tinggal ambil bunga dari deposito yang kita miliki di bank.
Tapi berdasarkan pengalaman temen-temen yang baru pensiun dan kini mengikuti pendidikan entrepreneurship di Entrepreneur University, katanya pensiun itu enaknya hanya tiga bulan.
Mengapa? Yah, karena kegiatan kita setiap hari banyak dihabiskan dengan bangun-tidur, nonton tv, bercanda dengan cucu, dan lain-lain. Habis mau apa lagi, karena memang tak ada kegiatan. Tanpa kerja pun kita nggak pusing, sementara duit masih cukup di bank. Semula pikirnya, duit adalah segala-galanya. Namun ternyata yang banyak kita jumpai di lapangan, mereka merasakan enaknya masa pensiun itu hanya tiga bulan. Setelah itu menurut pengakuannya, mereka menjadi stres. Oleh karena nggak ada kegiatan dan waktunya habis dirumah untuk bersantai ria. Padahal, sebelumnya mereka terbiasa bekerja. Akibatnya setelah pensiun pikirannya jadi sumpek, jenuh, dan stres.

Menurut saya, sebaiknya jika kita sudah pensiun, tak ada salahnya kita punya berbagai kegiatan. Di antaranya, kita bisa aktif di organisasi sosial, aktif di organisasi keagamaan, terjun dalam dunia bisnis. Dan, mungkin justru disaat itulah kita belajar memulai usaha. kita bisa meniru semangat wirausaha Kolonel Sanders, yang di saat di usia 62 tahun dia nekad buka usaha Kentucky Freid Chicken. Artinya faktor usia itu bukanlah menjadikan masalah bagi kita untuk belajar memulai usaha.Usia bukanlah menjadi penghalang untuk menjadi lebih sukses, sekalipun sebelumnya kita sudah banyak pengalaman menjadi karyawan atau sebagai profesional. Pendeknya, para pensiun belum terlambat untuk mulai usaha.

Memang ada pensiunan yang bercerita pada saya, bahwa seusia ia menjalankan pensiun, yang muncul dalam benaknya hanyalah memikirkan akhirat saja. Saya kira wajar. Tapi, setelah mengikuti pendidikan Entrepreneur University (EU) dan sudah terkena virus Entrepreneur, dia tidak hanya berpikir akhirat saja, tapi kepentingan dunia pun juga ikut dipikirkan, yaitu misalnya dengan jalan berwirausaha.

“Saya ikut kuliah sebenarnya juga tidak memberikan contoh pada anak saya, ini lho walaupun bapak sudah pensiun tapi tetap mau belajar berwirausaha”.katanya. Bahkan tak hanya itu saja, menurut pengakuannya, setelah kuliah lagi di EU semangat hidupnya berani bergairah. Apalagi masuk EU tak ada tes, dan tak ada ujian, “Hidup saya ini betul-betul bergairah. Itu karena sentuhan jiwa Entrepreneur pada diri saya,” tambahnya. Padahal ketika pertama kali masuk EU tidak punya usaha sama sekali, tapi kini setelah terkena virus Entrepreneur, dia sudah punya tiga unit usaha.

Saya kira, masih banyak contoh para pensiunan yang semula tak bersemangat lagi beraktivitas, kini saya melihat mereka sudah ada yang mulai aktif berwirausaha dengan membuka rumah makan, bisnis warnet, bisnis jasa penidikan, percetakan buku bisnis design grafis, dan lain lain. Oleh karena itulah, saya mengajak para pensiunan, yuk kita mencoba berani berwirausaha. “Usia boleh tua, tapi semangat berwirausaha tetap muda.” Anda berani mencoba?

Kamis, 22 April 2010

Cara "GILA" Jadi Pengusaha - Purdi E Chandra -

Kalau Ingin Kaya Ngapain Sekolah?

Untuk menjadi seorang entrepreneur sejati, tidak perlu IP tinggi, ijazah, apalagi modal uang. “Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Pakai ilmu street smart saja,” ungkap Purdi E. Chandra, Direktur Utama Yayasan Primagama. Menurutnya, kemampuan otak kanan yang kreatif dan inovatif saja sudah memadai. Banyak orang ragu berbisnis cuma gara-gara terlalu pintar. Sebaliknya, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh karena nilainya jelek, justru melejit jadi wirausahawan sukses. “Masalahnya jika orang terlalu tahu risikonya, terlalu banyak berhitung, dia malah tidak akan berani buka usaha,” tambah ‘konglomerat bimbingan tes’ ini.

Purdi memang jadi model wirausahawan ‘jalanan’ plus modal nekad. Ia tinggalkan kuliahnya di empat fakultas di UGM dan IKIP Yogyakarta. Lalu dengan modal Rp300 ribu ia dirikan lembaga bimbingan tes Primagama pada 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Sebuah peluang bisnis potensial yang kala itu tidak banyak dilirik orang. Ia sukses membuat Primagama beromset hampir 70 milyar per tahun, dengan 167 cabang di lebih dari 106 kota. Ia dirikan IMKI, AMIKOM, Entrepreneur University, dan terakhir Sekolah Tinggi Psikologi di Yogyakarta. Grup Primagama pun merambah bidang radio, penerbitan, jasa wisata, ritel, dll. Semuanya diawalkan dari keberanian mengambil risiko.
Kini Purdi lebih banyak lagi ‘berdakwah’ tentang entrepreneurship. Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi kepada Edy Zaqeus dan David S. Simatupang. Wawancara berikut ini pernah dimuat di majalah Berwirausaha (II/8 Mei/02) dan merupakan bagian dari buku laris manis berjudul Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah!  Berikut petikan wawancara yang berlangsung di kantor Primagama di Jakarta :

Bagaimana semangat wirausaha masyarakat kita?
Mungkin begini. Salahnya pendidikan kita itu, kebanyakan orang lulus sarjana baru cari kerja. Jadi pengusaha itu mungkin malah orang-orang yang kepepet. Yang tidak diterima di mana-mana, baru dia sadar dan bikin usaha sendiri. Mestinya, kesadaran seperti ini bisa untuk orang-orang yang tidak kepepet. Alasannya, kalau mau usaha harus ada modal, punya ketrampilan. Padahal tidak harus begitu. Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Ibaratnya kalau kita punya ijazah pun, tidak usah dipikirin. Saya dulu tak tergantung dengan selembar kertas itu. Sekarang mau dijaminkan di bank juga tidak bisa. Hanya buat senang-senang saja kalau sudah sarjana.

Apakah pendidikan kita sangat bermasalah?
Memang saya lihat pendidikan kita itu dari otak kiri saja. Padahal kalau kita garap yang kanan, porsinya banyak, maka otomatis otak kirinya naik. Tapi kalau kita banyakin kiri, kanan ndak ikut naik. Kanan itu adalah praktek. Saya bilang street smart. Cerdas di lapangan, di jalanan. Orang yang akademik, sekolahnya pintar, IP atau nilai tinggi, dia tidak berani menentang teori. Jadi robotlah. Kalau di situ jadi topeng monyet. Dia tidak berani membuat kreasi sendiri. Padahal hidup dia itu bukan di masa lalu. Hidup dia itu kan di masa datang, dan itu serba berubah cepat. Tidak ada yang sama dengan teori yang dia pelajari. Teori itu kan hasil temuan. Kenapa kita tidak bisa menemukan sendiri? Saya punya contoh, manajemen di Primagama, yang tidak ada di teori. Kalau pun ada di teori pasti disalah-salahkan.

Apa itu?
Di Primagama, suami-istri bekerja dalam satu kantor itu malah kita anjurkan. Di lain tempat dan di teori itu ndak boleh! Tapi saya praktekkan…ternyata jalan, bagus. Saya melihat, mereka masing-masing bisa saling mengontrol. Maka, menantang teori itu yang utama. Saya malah bisa menaikkan omset Primagama 60%. Contohnya lagi, iklan Primagama yang pakai aktor Rano Karno. Menurut orang kampus, dan pernah dibahas di sana, itu ndak bener! Menurut teori ndak benar. Tapi nyatanya, bagus hasilnya. Saya dulu pernah pakai Sarlito (pakar psikologi dan pendidikan:red), malah ndak ada hasilnya… walau dia doktor atau apa. Jadi street smart itu!

Apa artinya street smart?
Cerdas di jalanan. Ada academic smart atau school smart. Tapi street smart itu cerdas dengan praktek. Jadi begini, kalau kita punya pengetahuan dengan benar, pengetahuan itu kan akademik. Kita tidak strong, gugur! Kita tidak akan bisa. Kita tidak akan bisa benar. Waktu SD itu ada bacaan-bacaan begini; “Ibu pergi ke pasar membeli sayur.” Kok tidak yang menjual sayur saja? Kok, kata-katanya selalu membeli, bukan menjual? Teryata setelah saya urut-urut, yang nulis itu guru. Coba kalau isinya diubah menjadi menjual, itu akan lain.

Kenapa tertarik menonjolkan sisi menjualnya?
Kalau saya bertransaksi, itu nilai tambah. Dalam transaksi, duit paling banyak itu kan pengusahanya? Dan paling banyak milik pengusaha. Coba kalau misalnya yang satu membeli saja. Akan terbatas transaksinya. Sehingga kalau memang harus banyak pengusahanya, ya untuk menjual.

Setuju dengan pemikiran Kiyosaki “If you want to be rich and happy, don’t go to school”?
Kalau saya if you want to be rich and happy, ya.... kalau ingin kaya, ngapain sekolah? Kalau di sekolah tidak akan happy dan kaya. Pendidikan kita tidak bikin happy, malah bikin stres anak. Porsi mainnya kurang. Sejak Taman Kanak-kanak sudah dipaksa main otak kiri. Mungkin itu karena dari menterinya sampai orang-orang tuanya itu otak kiri semua, kan? Dikatakan figur yang bagus itu yang profesor, yang doktor. Padahal kalau kita pilah, yang pintar sekolah memang jadi dosen, jadi dokter. Yang sedang-sedang saja jadi manajer. Tapi yang bodo-bodo sekolahnya malah jadi pengusaha. Penelitian di Harvard begitu.
Penyikapan guru terhadap anak yang bodo kok divonis tidak punya masa depan. Mungkin dia berani, kreatif, bisa menemukan apa yang tidak ditemukan oleh anak-anak pintar. Nah, pendidikan kita itu semua mau dijadikan ilmuwan. Seolah ngejar otak kiri saja, ngejar school smart saja.

Apa yang harus dilakukan untuk membongkar sistem seperti itu?
Memang berat karena dari dulu juga begitu. Maka harus lewat luar, kegiatan-kegiatan ekstra. Maka saya usulkan pendidikan kita dibuat dua sistem; sistem ijazah dan sistem tanpa ijazah. Kalau sekolah tanpa ijazah, orang akan cenderung cari ketrampilan dari praktek yang kelihatan. Yang pakai ijazah untuk yang mau jadi dosen, jadi dokter, jadi ilmuwan. Kalau pelajaran kimia yang pakai ijazah, ya ilmuwan itulah. Kalau kimia yang tidak pakai ijazah, pilihannya ya bikin deterjen, bikin sirup, bikin apa saja yang ada manfaatnya. Kalau semua harus belajar kimia, padahal kita tidak tertarik, berarti dipaksa dan tidak happy jadinya.

Kalau di tataran konseptual, apa yang mesti dilakukan?
Saya kira Dikbud itu merasa bahwa yang menentukan masa depan Indonesia itu dia. Bikin kurikulum, walaupun sumbernya dari masyarakat, tapi sering terlambat. Kurikulum tahun lalu baru dipakai sekarang. Lebih cepat di luar, kan? Maka kalau saya, pendidikan itu tidak usah diatur. Perguruan Tinggi siapa pun boleh bikin. Dan itu masyarakat yang menilai. Hukum pasar! Titel MBA atau apa dilarang, kenapa? Alamiah aja. Nanti kalau kebanjiran itu orang ndak mau pakai, kan ndak masalah? Kalau banyak manajer belajar ilmu untuk mendapatkan MBA, itu kan bagus? Dalam pendidikan itu sebenarnya mereka dagang. Kalau model-model pendidikan itu masyarakat yang mengembangkan, mungkin baru bagus. Karena pas dengan zaman itu. Misalnya Mc Donald mau bikin Universitas Mc Donald, kenapa tidak?

Bagaimana dengan Entrepreneur University yang Anda dirikan?
Sebagai entrepreneur, saya punya visi Mega Entrepreneur. Artinya bagaimana seorang pengusaha bisa menciptakan pengusaha lainnya. Kalau pengusaha bisa menciptakan lapangan kerja, itu sudah biasa. Yang saya kejar adalah bagaimana saya bisa menciptakan banyak pengusaha. Dulu visi saya memang menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Kalau seperti itu kan lama. Mungkin hanya ribuan lapangan kerja. Tapi kalau bisa menciptakan banyak pengusaha, lapangan kerja yang tercipta lebih banyak lagi.
Karyawan saya pun saya usahakan bisa jadi pengusaha. Kayak manajer-manajer saya, semua sudah punya usaha di luar. Saya ditentang oleh Renald Kasali. Katanya menurut teori itu tidak bisa. ‘Orang kerja kok diajak merangkap jadi pengusaha, itu ndak bisa!’. Saya praktekkan ternyata bisa. Manajer saya punya perusahaan mebel. Menurut Kiyosaki, di sini dia sebagai employee, di luar dia sebagai business owner karena yang mengelola orang lain. Ada manajer saya yang buka bengkel motor. Sopir saya punya kenteng mobil. Sopir saya yang lain punya bisnis jual beli handphone. Karyawan-karyawan itu mau jadi manajer semua ndak mungkin, kan? Harapan paling besar saya, ya mereka jadi pengusaha.

Sejak kapan Entrepreneur University berjalan?
Entrepreneur University (EU) berjalan baru setahun. Sebelumnya kita sudah sering adakan pelatihan di mana-mana. Tapi cuma beberapa hari, lalu selesai tidak ada follow up. Sekarang lebih jelas, kita ada follow up. Misalnya kita adakan tiga bulan, setelah itu ada klub entrepreneur. Yang itu bisa dilakukan lewat internet, pertemuan-pertemuan, dan juga konsultasi seperti tadi.
Di EU diutamakan yang indeks prestasinya (IP) rendah. Memang pernah ada yang protes, orang mau masuk tapi IP-nya tinggi, dia jadi minder. Tapi memang saya lebih mudah mengajar orang yang tidak pintar. Kalau otak kiri sudah kuat, susah berubahnya. Misal dia kuliah di akuntansi, yang feasible tidak feasible, udah…ndak berani-berani dia. Usaha itu bukan perhitungan sebelumnya. Hitungan yang terjadi, itulah usaha. Banyak yang terjadi kita tidak tahu dan tidak kita pikirkan sebelumnya. Saya di Primagama dulu kalau dipikir tidak rasional. Modal saya cuma Rp300 ribu saja. Sekarang asetnya sudah hampir Rp100 milyar, kan? Rasionalnya di mana?
Tadi ada seorang direksi bank yang ingin membuat usaha. Seperti dia, dihitung-hitung terus, selalu tidak positif. Akhirnya tidak berani buka usaha. Saya bilang, “jangan dihitung terus!” Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street smart. Kalau dihitung baru dibuka, ndak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena terang itu tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya gedhe, jadi takut. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut. Dihitung atau tidak dihitung itu sama saja kok.

Padahal entrepreneur harus berani ambil risiko....
Itulah, ambil risiko itu berarti harus gelap. Maksudnya jangan terlalu banyak tahu. Setelah jalan, kita pakai ilmu street smart tadi. Street smart itu yang melahirkan kecerdasan entrepreneur yang dibutuhkan untuk pemula usaha. Isi kecerdasan entrepreneur itu ya kecerdasan emosional, spiritual, dan basisnya di otak kanan.

Bagaimana cara Anda merealisasikan gagasan Mega Entrepreneur?
EU ini saya yang buka dan pelatihannya saya yang mengajar sendiri. Saya bukan cari untunglah, tapi semacam aktulisasilah buat saya. Karena saya ingin jadi Mega Entrepreneur tadi. Sehingga saya bela-belain, ndak harus untung. Kalau nombok pun saya mau untuk memberikan dakwah tentang entrepreneurship ini. Itu yang saya lakukan, dan sudah dua angkatan EU di lima kota. Perkembangan pesertanya cukup positif. Yang sama sekali tidak berani berusaha, kini jadi berani.

Bagaimana tren kewirausahaan ke depan?
Saya kira itu suatu keharusan. Kalau negara ini mau maju, harus banyak pengusahanya. Kita belum ada kementrian yang khusus mengurusi wirausaha. Di Indonesia banyak bisnis yang bisa dikembangkan menjadi franchise dan tidak harus yang mahal. Di Malaysia sudah ada kementriannya, dan mentrinya mendorong mereka yang mau usaha franchise.

Bagaimana entrepreneur yang ideal itu?
Ukuran ideal saya adalah dari banyaknya lapangan kerja yang diciptakan. Pengusaha yang bisa melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Bisnisnya kalau bisa yang baik-baiklah. Saya suka mengurusi bisnis yang langsung ke pasar. Yang menilai dan menentukan bisnis saya ya pasar. Saya ndak model dengan bisnis lobi-lobi yang harus berhubungan dengan pemerintah.

Pernah mengalami pencerahan selama menjadi entrepreneur?
Saya mengembangkan sisi spiritual melalui dzikir atau meditasi. Bisnis itu, kalau bisa ya melibatkan yang “di atas”. Tidak bisa berjalan dengan diri kita sendiri. Maka saya kembangkan kecerdasan spiritual. Kalau menggunakan intuisi saja, hanya bisa menunjukkan sesuatu tujuan itu seperti apa….Tapi kalau dzikir, melibatkan Tuhan, kuncinya justru membuat tujuan itu terjadi. Misalnya diramal orang kita tidak hoki. Dengan dzikir itu bisa jadi hoki. Yang tidak baik jadi baik. Arah negatif bisa jadi positif.*

Senin, 12 April 2010

AKSELERASI BISNIS & RUMUS TETAP KAYA

Mentoring perdana EU Cikarang angk-4 (ketujuh EU Cikarang angk-3)
Bersama : Didi Junaedi (master franchise Primagama wil JaBar, owner Lab Primadia dll)

Berawal meniti karier sebagai tenaga analis di salah satu rumah sakit, dan akhirnya menduduki posisi sebagai Supervisor. Nah dari sinilah Pak Didi mengetahui betapa "gurihnya" bisnis di Laboratorium, yang menurutnya merupakan pemasok keuntungan no 1 di Rumah Sakit, disusul biaya kamar dan baru obat-obatan sebagai penyumbang terbesar.

Dalam materi mentoringnya, pak Didi punya kiat-kiat ampuh untuk mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
Seperti yang sering diajarkan (termasuk oleh Most CRAZY Mentor EU Baron Mahadewa), kalau orang lain tidak punya uang akan menjual harta benda-nya, tetapi di komunitas EU sebaliknya : Kalau kita tidak punya uang diharuskan membeli Property (Rumah atau Ruko) dan ini adalah langkah untuk mendongkrak bisnis kita....(mau tahu caranya ???? atau lupa jurus ini ????...datang lagi di mentoring pak Didi atau pak Wingky dan bagi yang belum bergabung, segera daftar & dapatkan jurus-jurus ampuh dari para mentor EU).

Menurut pak Didi, bisnis kita bisa dijadikan casing / topeng untuk mendapatkan modal usaha yang lebih besar dan disarankan untuk membagi dalam dua keranjang (keranjang 1 untuk membeli bisnis/usaha yang sudah jalan dan dijamin mengalirkan keuntungan dan keranjang 2 adalah untuk mengembangkan bisnis kita sendiri / baik rintisan maupun pengembangan brand). Dan satu lagi bisnis kita harus diback-up oleh property.

Kenapa Bisnis kita harus di Back-Up oleh Property ???
Karena Property akan terus naik harganya, apalagi bila tempatnya sangat strategis. Pun apabila 'amit-amit' bisnis kita tidak lancar (bahkan bangkrut sekalipun) maka property-lah yang akan menyelamatkan kita.
Ilustrasinya sbb : Misalnya kita punya ruko yang kita beli seharga Rp400juta dan didalamnya ada bisnis kita senilai 200 juta. Suatu saat dalam perjalanan waktu (anggap 2tahun kemudian) bisnis yang dijalankan mengalami stagnan dan tidak berkembang bahkan diambang kebangkrutan. Akan tetapi nilai dari ruko kita sudah mengalami kenaikan harga yg sangat tinggi (karena letaknya sangat strategis) menjadi 600 juta atau malah lebih. Jadi, biarpun bisnis kita untuk sementara berantakan, kita masih punya keuntungan dari naiknya harga ruko (property-nya)

Akselerasi Bisnis
Ada satu syarat wajib yang harus dilakukan oleh pengusaha apabila ingin sukses.

(bersambung....)

Rabu, 07 April 2010

Bisnis Ayam Bakar dengan omzet 10 juta-an per hari....

Mentoring kelima Entrepreneur University Cikarang angk-3
(bersama Mas Mono / owner Ayam Bakar Mas Mono)

Mantan OB (Office Boy) disalah satu perusahaan di Jakarta ini, kini merupakan salah satu mentor EU tersibuk. Karena sering diundang keluar kota dan berkeliling Indonesia untuk menularkan virus entrepreneurship-nya kepada orang lain.

Bermula dari jualan dipinggir jalan (pedagang kaki lima) dengan penuh semangat dan trik-trik ala otak kanan, Mas Mono perlahan tapi pasti & mantap, bisnisnya mulai membesar dan merambah ke stasiun-stasiun TV dengan promo2 yang bisa diperoleh secara gratis. Bahkan tidak jarang bisnisnya diliput dibeberapa media cetak dan elektronik secara gratis. Secara khusus mas Mono pernah diundang diacara "Welcome to BCA" MetroTV. Dan tidak pelak lagi semakin melambungkan namanya setelah diliput oleh berbagai media.

Pria kelahiran Madiun (Jawa Timur) ini selalu mengutamakan pelayanan kepada pelanggan. Semenjak berdagang di pinggiran jalan, mas Mono sudah mengenakan seragam dan ID Card kepada semua karyawan (termasuk mas Mono) sendiri.

Sekarang usaha mas Mono merambah ke bisnis makanan lain seperti : Bakso Moncrot, Es Teler Panglima, dan lain-lain.
Dan kini, mas Mono  mulai mem-franchise-kan usaha Ayam Bakar Mas Mono dengan bandrol Rp 500 juta. Ya, benar 1/2 milliar rupiah !
Tapi jangan kuatir dengan harga yang cukup besar, karena dengan omset rata-rata harian diatas 10juta, dalam waktu singkat, dijamin pasti untung...untung...dan terus untung.......

Tidak lupa mas Mono mengingatkan kepada peserta kelas EU Cikarang kalau mau sukses, rajin-rajinlah sedekah ! perbanyak sedekah, kalau perlu boros sedekah.....

Jumat, 19 Maret 2010

Menjadi Developer Property

Mentoring keempat Entrepreneur University Cikarang angkatan ke-3
(Bersama Mas Hendri Welas)


Pemuda 30 tahun ini belum lama berkecimpung di dunia Property, namun jangan tanya pengalamannya dalam bisnis property (menjadi Developer dengan mengusung nama The Residence Group). Jebolan EU Bogor angkatan ke 7 ini memliki segudang pengalaman, bagaimana menjadi Developer Property dengan modal sedikit ala Otak Kanan di berbagai kota di Indonesia.


Mentoring diawali dengan perkenalan peserta (dan beberapa alumni) dengan menyebutkan bisnisnya masing2 sekaligus promosi bisnis yang sedang di tekuni.


Setelah istirahat mentoring dilanjutkan,  perlahan namun pasti suasana dibuat semakin panas. Bagaimana tidak, beberapa peserta diledek "hari gini masih jadi karyawan ???" dan dilanjutkan ke materi pokok "menjadi Developer Property dengan modal kecil ala Otak Kanan"


(bersambung....)

Sabtu, 06 Maret 2010

Cara Cerdas ber-Investasi EMAS

(Mentoring kedua Entrepreneur University Cikarang angk-3)
Bersama : Pak Rully Kustandar (pemilik AutoBridal, penemu Kebun EMAS)

Kisah suksesnya diawali setelah bergabung dalam kelas EU Jakarta.

Pada mulanya beliau keluar dari tempat kerja dengan uang pesangon yang cukup tinggi (ratusan juta rupiah).
Dengan modal sebesar itu kemudian terjun ke dunia bisnis dan sempat mengalami penurunan yang mengakibatkan uang pesangon yang dierimanya tinggal tersisa Rp 10 juta saja.

Dalam kondisi yang kepepet ini beliau mencoba berkonsultasi dengan guru besar EU mbah Purdi E Chandra.
Jawaban yang diterima seperti petir menyambar, karena dengan entengnya pak Purdi menjawab : Mungkin kamu kurang sedekah !!! sehingga bisnismu berantakan. Duarrrrrr!!! pak Rully langsung tancap dan pulang kerumah atas jawaban Pak Purdi yang 'kurang ajar' tsb. Dalam perjalanan pulang pak Rully merenungkan 'jawaban enteng' Pak Purdi, dan dalam hati kecilnya mulai bicara "mungkin betul apa yang di sampaikan Pa Purdi".

Sekarang, mentor Entrepreneur University ini merupakan salah  satu mentor favorit dengan metode Investasi KEBUN EMAS yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, bagaimana cara membeli EMAS (batangan) hanya perlu modal 1/3 dari harga EMAS ???

(bersambung....)

Rabu, 03 Maret 2010

Cara Meledakkan Bisnis

Mentoring pertama EU Cikarang angk-3
(bersama pak Wan Muhamad Hasyim owner Idolmart dan Toysmart)

Berawal dari bisnis Toko Nada di passimal Cikarang Baru (buat teman2 yang sudah lama tinggal di CikBar pastinya kenal...).
Kemudian merintis Toysmart, yang sempat membesar kemudian jatuh bangun bahkan sampai merugi (punya hutang kisaran 1M).

Dengan kiat-kiat otak kanan yang diajarkan maestro Entrepreneur University (mBah Purdi E Chandra), sekarang pak Wan sudah memiliki Idolmart dengan puluhan cabang yang tidak pernah merugi (untung terus) semenjak buka pertama kali dan 30an cabang Toysmart. Dan sekarang omsetnya sudah Miliaran rupiah setiap bulannya.

Dengan jurus "Cara Meledakkan Bisnis"nya, pak Wan mempunyai DREAM punya 1000 cabang Idolmart dengan omset 1T di tahun 2014.

Apa saja kiat Cara Meledakkan Bisnis yang diajarkan pak Wan ?
Ada 6 cara / kiat yang akan dikupas tuntas....

(BERSAMBUNG......)